Bengkulu - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bengkulu meminta kepada petani kelapa sawit untuk tidak mudah tertarik dengan penawaran investasi bodong. Pasalnya, investasi bodong selalu menyasar orang-orang berduit tebal khususnya petani kelapa sawit di daerah.
Kepala OJK Provinsi Bengkulu, Tito Adji Siswantoro mengatakan, investasi bodong hingga saat ini masih marak terjadi di masyarakat. Meskipun sudah ada ribuan yang dilakukan pemblokiran, namun tetap saja muncul lagi dengan skema bisnis dan penawaran baru. Oleh sebab itu, OJK Meminta kepada masyarakat khususnya petani kelapa sawit agar tidak mudah terpedaya dengan penawaran investasi bodong yang terkadang sulit diterima oleh akal sehat.
"Investasi bodong itu tidak pernah menyasar orang yang uangnya sedikit, tapi biasanya orang-orang yang uangnya banyak, contohnya adalah petani kelapa sawit," kata Tito, Minggu (18/9/2022).
Tito mengaku, petani kelapa sawit terkadang terbuai dengan tawaran investasi bodong. Mereka merasa dengan sedikit berinvestasi akan menghasilkan pendapatan yang luar biasa besar. Bahkan investasi bodong terkadang memberikan imbal hasil sebesar 30 persen per bulan. Hal itu tentu saja mampu menarik minat para petani kelapa sawit untuk berinvestasi.
"Makanya petani kelapa sawit harus cerdas dan menelaah terlebih dahulu sebelum berinvestasi. Kira-kira masuk akal tidak satu bulan 30 persen, karena di bank yang jelas saja, hanya mampu memberikan imbal hasil maksimal 7,5 persen per tahun," ujar Tito.
Tito mengaku, hingga saat ini OJK belum menerima laporan dari petani kelapa sawit di daerah yang terjerat kasus investasi bodong. Namun, berdasarkan informasi dari masyarakat, rata-rata korban investasi bodong di Bengkulu kebanyakan adalah petani kelapa sawit. Sebab hampir 60 persen profesi masyarakat Bengkulu adalah petani kelapa sawit.
"Untuk laporan belum ada, tapi kita ingatkan agar petani kelapa sawit jangan mudah tergiur investasi bodong, karena investasi di sektor perkebunan kelapa sawit sudah cukup menguntungkan dibandingkan investasi bodong," tuturnya.
Tito menjelaskan, investasi sektor perkebunan kelapa sawit mampu memberikan keuntungan yang lebih baik dan terpercaya dibandingkan investasi bodong. Dalam satu hektar kebun sawit rata-rata mampu menghasilkan pendapatan per dua minggu sebesar Rp 1,6 juta hingga Rp 2 juta.
"Secara hitungan memang belum begitu besar, tapi ini adalah investasi yang lebih aman dibandingkan investasi bodong," tutupnya.